PALI – Tradisi tahunan Lelang Lebak Lebung, Suak, dan Sungai kembali digelar di Kecamatan Penukal, Kabupaten PALI.
Bertempat di Gedung Serba Guna Desa Gunung Menang, kegiatan yang dimulai pukul 14.30 WIB ini menjadi momen penting bagi masyarakat untuk mengelola potensi sungai sebagai sumber penghidupan sekaligus melestarikan tradisi turun-temurun.
Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Bupati Kabupaten PALI yang diwakili oleh Staf Ahli, Drs. Agen Aledi, serta jajaran lainnya seperti Dinas Perikanan Kabupaten PALI, DPMD, Satpol PP, Camat Penukal, kepala desa, dan masyarakat setempat.
Polsek Penukal Abab yang diwakili oleh Bhabinkamtibmas Briptu David turut hadir untuk memastikan jalannya kegiatan berlangsung aman dan kondusif.
Lelang tahun ini melibatkan 20 objek di dua desa, yakni Desa Gunung Menang dan Desa Raja Jaya, dengan total hasil lelang mencapai Rp15.050.000.
Desa Gunung Menang: Terdapat 9 objek dengan total Rp11.900.000, meliputi Sungai Batu Hulu, Lebung Suak Medang, hingga Sungai Teluk Ajang.
Desa Raja Jaya: Sebanyak 11 objek dilelang dengan total Rp3.150.000, mencakup Sungai Terosan, Sungai Setuk, hingga Lebung Panjang.
Plh Kapolsek Penukal Abab, AKP Ardiansyah, SH, menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya tradisi, tetapi juga langkah untuk mendukung perekonomian masyarakat.
“Lelang ini memberikan peluang kepada masyarakat untuk mengelola sungai secara bertanggung jawab, sekaligus menjaga kelestarian ekosistem,” ujar AKP Ardiansyah, Sabtu (14/12/2024).
Sungai dan lebung yang dilelang tidak hanya menawarkan sumber penghasilan melalui hasil tangkapan ikan, tetapi juga menjadi cara untuk menjaga keseimbangan alam.
Masyarakat yang memenangkan lelang diwajibkan memanfaatkan sungai dengan tetap memperhatikan keberlanjutan lingkungan.
Kegiatan Lelang Lebak Lebung, Suak, dan Sungai telah menjadi bagian dari identitas Kabupaten PALI.
Tradisi ini diwariskan dari generasi ke generasi sebagai wujud penghormatan terhadap sumber daya alam lokal.
Dengan keterlibatan aktif dari berbagai pihak, kegiatan ini mencerminkan sinergi antara pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat untuk menjaga kearifan lokal sekaligus meningkatkan kesejahteraan bersama.
“Tradisi ini harus tetap dijaga, karena selain memperkuat ekonomi lokal, ini juga menjadi wujud penghormatan terhadap alam,” tutup AKP Ardiansyah.
Kegiatan yang berlangsung hingga sore hari tersebut berjalan dengan lancar dan penuh semangat, menandai keberhasilan tradisi ini dalam menyatukan masyarakat Kecamatan Penukal.
0 komentar: